AMAN Nusa Bunga Dorong Manajemen Kolaborasi Antara Masyarakat Adat dan Balai TNK
AMAN Nusa Bunga Dorong Manajemen Kolaborasi Antara Masyarakat Adat dan Balai TNK
Ende snb.com- Dalam rangka pelestarian Hutan Adat dan menjaga Taman Nasional Kelimutu (TNK) agar lebih baik kedepan, Pemerintah dan Masyarakat Adat harus membangun konsensus Ulang dan berkolaborasi antara apa yang masyarakat mau begitupun sebaliknya.
Pernyataan ini di sampaikan ketua AMAN Nusa Bunga Philipus Kami saat konsolidasi bersama Masyarakat Adat Penyangga Taman Nasional Kelimutu (TNK),Balai TNK dan AMAN Nusa Bunga di Desa Saga Kecamatan Detusoko tanggal 2 sampai 4 Mei 2019.
AMAN berinisiatif untuk terus mengawal Pemerintah dan TNK agar program – program pusat yang berdampak pada perubahan regulasi dan kebijakan – kebijakan yang membangun pertemanan antara Masyarakat adat dengan kehutanan maupun Balai TNK atau Taman Wisata Alam Kelimutu tetap berjalan pada koridor yang ada, Hal ini sangat penting agar tidak terjadi lagi pengklaiman terhadap masyarakat adat yang mengatakan bahwa masyarakat adat itu bodoh, tinggal di daerah pinggiran dan macam – macamnya.
Namun yang terpenting adalah wilayah Taman Nasional Kelimutu ini adalah juga merupakan bagian dari wilayah adat ke- 23 yang tergabung dalam komunitas masyarakat adat sehingga harus di diskusikan secara baik agar tidak terjadi diskriminasi dari para pihak baik dari pemerintah, Balai TNK maupun diantara sesama masyarakat adat itu sendiri.
“Kita tidak berharap adanya pendiskriminasian terhadap masyarakat adat sehingga tidak ada pertumbuhan ekonomi bagi masyarakat. Jangan sampai hutan yang ada di kawasan TNK dan gunung yang selama ini kita jaga, masyarakat adat dipenjarakan. Dan ini yang tidak kita inginkan bersama karena menyimpang dari cita – cita kemerdekaan bangsa Indonesia,” kata Philipus.
Dirinya juga juga menuturkan jika menginginkan perubahan ke arah yang lebih baik maka harus dicari metode terbaik untuk secara bersama – sama menjaga TNK , agar TNK semakin bagus ke depan dan lingkungan menjadi sehat dan baik.
Setiap komunitas adat harus menjaganya dan memulai menceritakan tentang kampung dan tata cara adat, hukum adat dan wilayah adat karena anak cucu masih akan hidup dalam seratus atau dua ratus generasi ke depannya dan tidak habis hari ini sehingga tugas kita hari ini sangat berat untuk mengajarkan pengetahuan tentang adat budaya dan nilai – nilai kehidupan yang telah diwariskan leluhur kita agar tetap diwariskan kepada generasi ke depan dan tidak boleh mati di kita.
Masyarakat adat harus menunjukan identitas diri kepada negara bahwa masyarakat adat sesungguhnya masih ada dan selamanya tetap ada dengan adanya adat dan budaya yang masih terpelihara dengan baik seperti yang diamanatkan dalam pasal 18 b ayat 2 dan pasal 28 j UUD’45 sehingga seluruh kebijakan yang bertentangan dengan pasal – pasal itu dinyatakan gugur.
Masyarakat adat harus membangun atau memfasilitasi kembali dalam konteks negara dimana negara harus mendorong kemajuan, melestarikan adat dan budaya, mendorong nilai – nilai budaya, meneruskan seluruh tradisi yang ada sebagai bagian dari keberagaman bangsa yang harus dijaga oleh bangsa ini.
Hingga saat ini pertumbuhan ekonomi masyarakat adat di daerah penyangga TNK belum maksimal dilakukan padahal keberadaan Danau Kelimutu sudah puluhan tahun terkenal sebagai salah satu destinasi populer di dunia.
Philipus mengakui sejak ditetapkan sebagai salah satu taman nasional, ada perubahan – perubahan dalam tata kelola yang mulai dirasakan masyarakat adat sehingga kolaborasi manajemen yang ada ini terus ditingkatkan agar pertumbuhan ekonomi masyarakat adat dapat ditingkatkan.
Dan jika kolaborasi ini berjalan dengan baik maka perekonomian dan kesejahteraan masyarakat adat akan dapat meningkat.
Sementara itu Kepala Balai Taman Nasional Kelimutu, Agus Sitepu mengatakan saat ini Balai Taman Nasional Kelimutu sedang melaksanakan program – program pemberdayaan untuk membantu masyarakat adat yang ada di sekitar kawasan Taman Nasional Kelimutu sesuai visi TNK sebagai kawasan konservasi berbasis ekowisata budaya yang berdayaguna bagi masyarakat dengan misi mengembangkan ekowisata dengan tema budaya sejajar dengan alamnya dan memberdayakan masyarakat adat dan desa penyangga.
“Saat ini kita sedang mengembangkan beberapa program TNK yang bersentuhan dengan masyarakat adat yang ada di sekitar kawasan TNK untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat sesuai dengan visi misi TNK,” kata Agus Sitepu.
Di katakan program peningkatan pemberdayaan ekonomi masyarakat yang paling menyentuh adalah dilakukan dengan mengembangkan ekowisata agar masyarakat langsung menerima dampak kunjungan para wisatawan disamping membantu masyarakat untuk membangun kembali tempat – tempat ritual adat dan mendatangkan wisatawan untuk mengunjungi kampung adat tersebut.
“ Kita bantu untuk mempromosikan kampung Adat agar tidak hanya TNK saja yang dikunjungi wisatawan tetapi masih ada tempat wisata budaya yang sangat menarik untuk dikunjungi. Dan ini berada dalam satu paket kunjungan ke Kelimutu,” pungkasnya.
Pihaknya akan tetap melakukan komunikasi dan diskusi bersama dalam meningkatkan manajemen kolaborasi ini untuk bersama – sama meningkatkan pemberdayaan ekonmi masyarakat adat penyangga Taman Nasional Kelimutu. ***
Infokom AMAN Nusa Bunga.
Ende snb.com- Dalam rangka pelestarian Hutan Adat dan menjaga Taman Nasional Kelimutu (TNK) agar lebih baik kedepan, Pemerintah dan Masyarakat Adat harus membangun konsensus Ulang dan berkolaborasi antara apa yang masyarakat mau begitupun sebaliknya.
Pernyataan ini di sampaikan ketua AMAN Nusa Bunga Philipus Kami saat konsolidasi bersama Masyarakat Adat Penyangga Taman Nasional Kelimutu (TNK),Balai TNK dan AMAN Nusa Bunga di Desa Saga Kecamatan Detusoko tanggal 2 sampai 4 Mei 2019.
AMAN berinisiatif untuk terus mengawal Pemerintah dan TNK agar program – program pusat yang berdampak pada perubahan regulasi dan kebijakan – kebijakan yang membangun pertemanan antara Masyarakat adat dengan kehutanan maupun Balai TNK atau Taman Wisata Alam Kelimutu tetap berjalan pada koridor yang ada, Hal ini sangat penting agar tidak terjadi lagi pengklaiman terhadap masyarakat adat yang mengatakan bahwa masyarakat adat itu bodoh, tinggal di daerah pinggiran dan macam – macamnya.
Namun yang terpenting adalah wilayah Taman Nasional Kelimutu ini adalah juga merupakan bagian dari wilayah adat ke- 23 yang tergabung dalam komunitas masyarakat adat sehingga harus di diskusikan secara baik agar tidak terjadi diskriminasi dari para pihak baik dari pemerintah, Balai TNK maupun diantara sesama masyarakat adat itu sendiri.
“Kita tidak berharap adanya pendiskriminasian terhadap masyarakat adat sehingga tidak ada pertumbuhan ekonomi bagi masyarakat. Jangan sampai hutan yang ada di kawasan TNK dan gunung yang selama ini kita jaga, masyarakat adat dipenjarakan. Dan ini yang tidak kita inginkan bersama karena menyimpang dari cita – cita kemerdekaan bangsa Indonesia,” kata Philipus.
Dirinya juga juga menuturkan jika menginginkan perubahan ke arah yang lebih baik maka harus dicari metode terbaik untuk secara bersama – sama menjaga TNK , agar TNK semakin bagus ke depan dan lingkungan menjadi sehat dan baik.
Setiap komunitas adat harus menjaganya dan memulai menceritakan tentang kampung dan tata cara adat, hukum adat dan wilayah adat karena anak cucu masih akan hidup dalam seratus atau dua ratus generasi ke depannya dan tidak habis hari ini sehingga tugas kita hari ini sangat berat untuk mengajarkan pengetahuan tentang adat budaya dan nilai – nilai kehidupan yang telah diwariskan leluhur kita agar tetap diwariskan kepada generasi ke depan dan tidak boleh mati di kita.
Masyarakat adat harus menunjukan identitas diri kepada negara bahwa masyarakat adat sesungguhnya masih ada dan selamanya tetap ada dengan adanya adat dan budaya yang masih terpelihara dengan baik seperti yang diamanatkan dalam pasal 18 b ayat 2 dan pasal 28 j UUD’45 sehingga seluruh kebijakan yang bertentangan dengan pasal – pasal itu dinyatakan gugur.
Masyarakat adat harus membangun atau memfasilitasi kembali dalam konteks negara dimana negara harus mendorong kemajuan, melestarikan adat dan budaya, mendorong nilai – nilai budaya, meneruskan seluruh tradisi yang ada sebagai bagian dari keberagaman bangsa yang harus dijaga oleh bangsa ini.
Hingga saat ini pertumbuhan ekonomi masyarakat adat di daerah penyangga TNK belum maksimal dilakukan padahal keberadaan Danau Kelimutu sudah puluhan tahun terkenal sebagai salah satu destinasi populer di dunia.
Philipus mengakui sejak ditetapkan sebagai salah satu taman nasional, ada perubahan – perubahan dalam tata kelola yang mulai dirasakan masyarakat adat sehingga kolaborasi manajemen yang ada ini terus ditingkatkan agar pertumbuhan ekonomi masyarakat adat dapat ditingkatkan.
Dan jika kolaborasi ini berjalan dengan baik maka perekonomian dan kesejahteraan masyarakat adat akan dapat meningkat.
Sementara itu Kepala Balai Taman Nasional Kelimutu, Agus Sitepu mengatakan saat ini Balai Taman Nasional Kelimutu sedang melaksanakan program – program pemberdayaan untuk membantu masyarakat adat yang ada di sekitar kawasan Taman Nasional Kelimutu sesuai visi TNK sebagai kawasan konservasi berbasis ekowisata budaya yang berdayaguna bagi masyarakat dengan misi mengembangkan ekowisata dengan tema budaya sejajar dengan alamnya dan memberdayakan masyarakat adat dan desa penyangga.
“Saat ini kita sedang mengembangkan beberapa program TNK yang bersentuhan dengan masyarakat adat yang ada di sekitar kawasan TNK untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat sesuai dengan visi misi TNK,” kata Agus Sitepu.
Di katakan program peningkatan pemberdayaan ekonomi masyarakat yang paling menyentuh adalah dilakukan dengan mengembangkan ekowisata agar masyarakat langsung menerima dampak kunjungan para wisatawan disamping membantu masyarakat untuk membangun kembali tempat – tempat ritual adat dan mendatangkan wisatawan untuk mengunjungi kampung adat tersebut.
“ Kita bantu untuk mempromosikan kampung Adat agar tidak hanya TNK saja yang dikunjungi wisatawan tetapi masih ada tempat wisata budaya yang sangat menarik untuk dikunjungi. Dan ini berada dalam satu paket kunjungan ke Kelimutu,” pungkasnya.
Pihaknya akan tetap melakukan komunikasi dan diskusi bersama dalam meningkatkan manajemen kolaborasi ini untuk bersama – sama meningkatkan pemberdayaan ekonmi masyarakat adat penyangga Taman Nasional Kelimutu.
(Infokom AMAN Nusa Bunga/dedi)