Adhitya Nasution Sosok Penting di Balik Terungkapnya Status Kewarganegaraan Orient Riwu Kore

Foto: Adhitya Nasution (istimewa)
Kupang suaranusabunga.com – Pilkada Sabu Raijua Resmi telah di batalkan dengan adanya Putusan Mahkama Konstitusi.
Oleh karena itu Keputusan KPU soal Pilkada Sabu Raijua bernomor : 342/HK.03.1-Kpt.53/20/KPU-Kab/XII/2020 tentang penetapan rekapitulasi hasil penghitungan suara pemilihan umum bupati dan wakil bupati Sabu Raijua 2020 tanggal 6 Desember 2020 dinyatakan batal.
Pasangan  nomor urut 2 Orient Patriot Riwu Kore dan Thobias Uly Orient Patriot Riwu Kore. Orient terbukti masih merupakan warga negara (WN) Amerika Serikat (AS).
Gugatan MK itu salah satunya diajukan oleh Adhitya Nasution yang merupakan Kuasa Hukum pasangan calon nomor urut 01, Nikodemus N Rihi Heke-Yohanis Uly Kale.
Adhitya Nasution merupakan sosok penting yang  mampu mengungkap dan  membeberkan fakta-fakta soal Pilkada Sabu Raijua dikarenakan Pengacara Muda yang satu ini merupakan Pelopor Pengajuan Permohonan Perselisihan Hasil Pemilihan Umum di Kabupaten Sabu Raijua dengan Register 133.
Kepada wartawan, Jumat (23/4/2021), Adhitya menceritakan bahwa awal keterlibatannya sebagai kuasa hukum Nikodemus N Rihi Heke-Yohanis Uly Kale dirinya sempat menolak namun berubah pikiran setelah mempelajari ada hal menarik dalam kasus tersebut.
“Waktu itu awalnya saya sempat  menolak karena sudah lewat batas waktu, karena seingat saya rekan saya menghubungi saya setelah beberapa kasus di MK sudah diputusan sela.
Setelah saya pelajari, kasusnya ternyata menarik untuk didalami, proses pendaftaran permohonan PHPU kita di MK juga awalnya berjalan alot sampai membutuhkan persetujuan dari Panitera di MK untuk dapat menerima Permohonan Sengketa kita, jadi betul betul penuh perjuangan ya” katanya.
“Dengan dasar itu kemudian saya putuskan untuk menerima kasus Pilkada Sabu Raijua dan membela kepentingan hukum Paslon 01 yaitu Nikodemus dan Johanis,” tambahnya.
Menurut dia, hal yang paling mencolok dan menjadi pembeda dalam Pilkada Sabu Raijua adalah adanya kelalaian KPU dalam memverifikasi Paslon yang memiliki kewarganegaraan asing. Hal itu berakibat fatal, karena dampaknya sangat luas terhadap hak yang diberikan pemilih.
“Sampai dengan proses pemilihan, hal tersebut tidak pernah terungkap, tentu ini sangat amat berbeda dari perkara Pilkada yang telah lalu, yang mana biasanya saya hanya menangani perkara dengan kasus adanya politik uang, mobilisasi PNS dan lain sebagainya, bahwa saya akui juga permohonan kita masih jauh dari sempurna dalam penyusunannya dikarenakan keterbatasan waktu tp saya sangat bersyukur MK memahami masalah yang terjadi dan memutus sesuai dengan fakta yang sebenarnya,” ujarnya.
Beberapa kasus sengketa Pilkada yang pernah ditangani Adhitya di antaranya Pilkada Kabupaten Pegunungan Bintang. Ketika itu, dia mewakili Spei Bidana dan Piter Kalakmabin selaku pemenang Pilkada yang digugat oleh pasangan Incumbent.
“Waktu itu menarik juga karena dengan persentase kemenangan kita yang 70 persen melawan 30 persen. Pihak incumbent tetap mengajukan gugatan di MK, namun hasilnya dalam putusan sela dinyatakan gugatan atau permohonan tersebut tidak dikabulkan,” ungkapnya.
Di samping itu, Adhitya terbiasa pula menangani perkara Tipikor seperti menjadi kuasa hukum dalam tingkat Peninjauan Kembali (PK) mantan anggota DPRD DKI Muhamad Sanusi yang di vonis 10 tahun. Hasilnya, PK dikabulkan sehingga hukuman turun menjadi 7 tahun.
“Memang kasus Tipikor paling sering saya tangani,” ucapnya.
Adhitya sendiri mengawali karir sebagai Associate Lawyer pada salah satu Lawfirm di Jakarta Pusat tahun 2013. Ketika itu, dia lebih sering ditunjuk sebagai PIC untuk beberapa Corporate Lawyer oleh atasannya. Lalu pada tahun 2016, Adhitya memutuskan berdikari dengan membuka kantor sendiri.
“Lebih banyak mengarahkan minat beracara di persidangan, terutama tindak pidana khusus. Meskipun dari beberapa case perdata juga ada,” terangnya.
Dia beralasan, motivasinya menjadi lawyer karena sesuai dengan passionnya yang suka dengan hal-hal baru dan tak kaku. Terlebih jika melihat senior-seniornya dibidang hukum yang sudah malang melintang didunia lawyer.
“Hal itu semakin memotivasi saya untuk lebih baik lagi dalam pelayanan hukum yang saya berikan,” tutupnya. (Tim)Adhitya Nasution Sosok Penting di Balik Terkuaknya Status Kewarganegaraan Orient Riwu Kore
Foto: Adhitya Nasution (istimewa)
Kupang suaranusabunga.com – Pilkada Sabu Raijua Resmi telah di batalkan dengan adanya Putusan Mahkama Konstitusi.
Oleh karena itu Keputusan KPU soal Pilkada Sabu Raijua bernomor : 342/HK.03.1-Kpt.53/20/KPU-Kab/XII/2020 tentang penetapan rekapitulasi hasil penghitungan suara pemilihan umum bupati dan wakil bupati Sabu Raijua 2020 tanggal 6 Desember 2020 dinyatakan batal.
Pasangan  nomor urut 2 Orient Patriot Riwu Kore dan Thobias Uly Orient Patriot Riwu Kore. Orient terbukti masih merupakan warga negara (WN) Amerika Serikat (AS).
Gugatan MK itu salah satunya diajukan oleh Adhitya Nasution yang merupakan Kuasa Hukum pasangan calon nomor urut 01, Nikodemus N Rihi Heke-Yohanis Uly Kale.
Adhitya Nasution merupakan sosok penting yang  mampu mengungkap dan  membeberkan fakta-fakta soal Pilkada Sabu Raijua dikarenakan Pengacara Muda yang satu ini merupakan Pelopor Pengajuan Permohonan Perselisihan Hasil Pemilihan Umum di Kabupaten Sabu Raijua dengan Register 133.
Kepada wartawan, Jumat (23/4/2021), Adhitya menceritakan bahwa awal keterlibatannya sebagai kuasa hukum Nikodemus N Rihi Heke-Yohanis Uly Kale dirinya sempat menolak namun berubah pikiran setelah mempelajari ada hal menarik dalam kasus tersebut.
“Waktu itu awalnya saya sempat  menolak karena sudah lewat batas waktu, karena seingat saya rekan saya menghubungi saya setelah beberapa kasus di MK sudah diputusan sela.
Setelah saya pelajari, kasusnya ternyata menarik untuk didalami, proses pendaftaran permohonan PHPU kita di MK juga awalnya berjalan alot sampai membutuhkan persetujuan dari Panitera di MK untuk dapat menerima Permohonan Sengketa kita, jadi betul betul penuh perjuangan ya” katanya.
“Dengan dasar itu kemudian saya putuskan untuk menerima kasus Pilkada Sabu Raijua dan membela kepentingan hukum Paslon 01 yaitu Nikodemus dan Johanis,” tambahnya.
Menurut dia, hal yang paling mencolok dan menjadi pembeda dalam Pilkada Sabu Raijua adalah adanya kelalaian KPU dalam memverifikasi Paslon yang memiliki kewarganegaraan asing. Hal itu berakibat fatal, karena dampaknya sangat luas terhadap hak yang diberikan pemilih.
“Sampai dengan proses pemilihan, hal tersebut tidak pernah terungkap, tentu ini sangat amat berbeda dari perkara Pilkada yang telah lalu, yang mana biasanya saya hanya menangani perkara dengan kasus adanya politik uang, mobilisasi PNS dan lain sebagainya, bahwa saya akui juga permohonan kita masih jauh dari sempurna dalam penyusunannya dikarenakan keterbatasan waktu tp saya sangat bersyukur MK memahami masalah yang terjadi dan memutus sesuai dengan fakta yang sebenarnya,” ujarnya.
Beberapa kasus sengketa Pilkada yang pernah ditangani Adhitya di antaranya Pilkada Kabupaten Pegunungan Bintang. Ketika itu, dia mewakili Spei Bidana dan Piter Kalakmabin selaku pemenang Pilkada yang digugat oleh pasangan Incumbent.
“Waktu itu menarik juga karena dengan persentase kemenangan kita yang 70 persen melawan 30 persen. Pihak incumbent tetap mengajukan gugatan di MK, namun hasilnya dalam putusan sela dinyatakan gugatan atau permohonan tersebut tidak dikabulkan,” ungkapnya.
Di samping itu, Adhitya terbiasa pula menangani perkara Tipikor seperti menjadi kuasa hukum dalam tingkat Peninjauan Kembali (PK) mantan anggota DPRD DKI Muhamad Sanusi yang di vonis 10 tahun. Hasilnya, PK dikabulkan sehingga hukuman turun menjadi 7 tahun.
“Memang kasus Tipikor paling sering saya tangani,” ucapnya.
Adhitya sendiri mengawali karir sebagai Associate Lawyer pada salah satu Lawfirm di Jakarta Pusat tahun 2013. Ketika itu, dia lebih sering ditunjuk sebagai PIC untuk beberapa Corporate Lawyer oleh atasannya. Lalu pada tahun 2016, Adhitya memutuskan berdikari dengan membuka kantor sendiri.
“Lebih banyak mengarahkan minat beracara di persidangan, terutama tindak pidana khusus. Meskipun dari beberapa case perdata juga ada,” terangnya.
Dia beralasan, motivasinya menjadi lawyer karena sesuai dengan passionnya yang suka dengan hal-hal baru dan tak kaku. Terlebih jika melihat senior-seniornya dibidang hukum yang sudah malang melintang didunia lawyer.
“Hal itu semakin memotivasi saya untuk lebih baik lagi dalam pelayanan hukum yang saya berikan,” tutupnya. (Tim)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *