Ada Apa Polisi dan Brimob harus Intimidasi Warga hanya untuk Amankan Tim Survei Bangunan Waduk Lambo.
Nagekeo suaranusabunga.com- Teganya Anggota Brimob subden 3 Ende dan anggota Polres Ngada mengintimidasi warga Desa Rendu Butowe Kecamatan Aesesa Selatan hanya untuk mengamankan Tim Survei masuk ke lokasi Pembangunan Waduk Lambo.
Polisi sesungguhnya adalah pengayom dan pelindung Masyarakat bukan malah menakuti masyarakat di desa yang sedang berjuang mempertahankan Hak Ahli Warisnya.
Ketua Forum Penolakan Pembangan Waduk Lambo Bernardinus Gaso kepada wartawan di Rendu mengatakan Masyarakat Desa Rendu Butowe kecamatan Aesesa Selatan saat ini sangat terganggu dengan kehadiran Brimob dan Polisi di desanya karena memang tidak ada kejadian luar biasa yang sedang terjadi.
Di kisahkan sebelum tim Survei datang, aparat kepolisian dari Polres Ngada datang ke desa dan mengatakan Tim Sirvei mau datang jadi tidak boleh ada yang macam-macam kalau tidak kami tangkap.
Lanjut Gaso perjuangan Warga Rendu Butowe mempertahankan Hak Ulayat Lahan yang mau di jadikan Lokasi Pembangunan Waduk Lambo sangat beralasan karena dirinya bersama Tua adat serta penggarap ingin anak cucu mereka nantinya tidak menjadi babu di tanah sendiri.
“Bagaimana Nasib anak cucu kami kalau lahan di ambil uantuk bangun waduk makanya kami tetap menolak apapun alasan dari Pemerinta karena itu Lahan kami” tegas Gaso.
Sementara wakil Ketua Forum Penolakan Pembangunan Waduk Lambo Wilibrodus bei Ou kepada wartawan mengatakan pada bulan agustus 2017 dirinya bersama warga yang terkena dampak pembangunan Waduk Lambo berangkat ke Jakarta di fasilitasi oleh Pihak Balai Wilayah Sungai (BWS) NTT II umtuk bertemu Mentri PUPR.
Dihadapan warga Mentri PUPR berjanji tidak akan melakukan aktifitas apapun di lokasi rencana pembangunan Waduk Lambo jika masih ada satu orang warga yang menolak.
Hal ini yang menjadi kekuatan bagi warga korban dampak Rencana pembanguan waduk rendu.
Bukan hanya Mentri PUPR yang berjanji untuk tidak melakukan aktifitas tetapi juga Putra Nageko Bapak Goris Mere yang meminta masyarakat untuk melaporkan kepada dirinya jika ada intimidasi dari Pihak Kepolisian kata Ou.
Janji Mentri PUPR dan Goris Mere sepertinya hanya bualan karena memang tanggal 16/4/2018 Tim Survei datang ke Rendu Butowe di kawal Polisi dan Brimob dan melakukan intimidasi terhadap ibu-ibu yang sedang duduk di rumah Jaga Adat yang selama ini mereka gunakan untuk Upacara Adat.
Polisi dan Brimob bahkan membongkar secara Paksa rumah jaga Adat tersebut padahal itu Lahan warga bukan milik Pemerinta sehingga seenaknya masuk dan bongkar.(dedi wolo)