Dapat Intimidasi, Warga Rendu korban Dampak Waduk Lambo Minta dukungan Leluhur.
Mbay Suaranusabunga.com- Tindakan Anggota Kepolisian Polres Ngada dan Anggota Brimob Subden 3 Ende yang mengintimidasi Warga untuk mengijinkan Tim Survei Pembangunan Waduk Lambo dengan membongkar Rumah Jaga Adat dirasakan oleh Warga sangat tidak manusiawi.
Merasa Haknya di ambil tanpa ijin oleh Pemerintah bahkan Pemerita menggunakan Alat Negara yang di anggap bukan pada tempatnya akirnya Warga Korban Dampak Lokasi Pembangunan Waduk Lambo meminta Dukungan Leluhur dengan melakukan upacara Adat dan bakar lilin di kubur Pejuang dan Pahlawan Rendu.
Upacara Adat mohon dukungan leluhur di awali dari rumah Adat oleh Mosalaki di pimpin Mosalaki Mateus Mbui melakukan ritual mengeluarkan Parang adat dan Tanah dari dalam rumah adat.
Di depan rumah Adat Mosalaki menandai Warga dengan Tanah sebagai bentuk bahwa Mereka lahir di tanah Rendu Butowe dan akan terus berjuang mempertahankan Hak perjuangan Leluhur sampai kapanpun.
Selesai menandai warga dengan Tanah, dipimpin oleh Mosalaki Mateus Bhiu bersama Warga menuju Makam Pejuang Rendu yang di jadikan Lokasi rencana pembangunan Waduk Lambo.
Di lokasi Makam Pejuang dan Leluhurnya,Mosalaki melakukan Ritual Adat dan Bakar lilin dan berakir dengan Sumpah Adat.
Pantauan Suaranusabunga.com di Rendu Hadir ratusan Korban Lokasi pembangunan Waduk Lambo yang bersama menyuarakan bahwa mereka tidak akan berhenti berjuangan mempertahankan Hak Ulayat dan Menolak pembangunan Waduk Lambo.
Kasat Intel polres Ngada Tegu kepada wartawan mengatakan di lakukan Survei karena ada warga yang sudah sepakat menerima pembangunan Waduk Lambo dan ada surat kesepakatan tanggal 26 Desember 2017.(dedi wolo)