Mengaku Ketua Suku Gadja, LLS dan Pegawai BPN Nagekeo Di Usir Warga Rendu
Ket foto istimewa
Kupang suaranusabunga.com – Oknum Warga LLS yang mengaku sebagai Ketua Suku Gadja dan Pegawai Badan Pertanahan Nasional ( BPN) Nagekeo di usir Warga saat hendak melakukan pengukuran lokasi Pembangunan Waduk Lambo milik LLS .
Ketua Forum Penolakan Waduk Lambo yang berlokasi di Lowo Se Bernadinus Gaso yang di hubungi suaranusabunga.com melalui Handphonnya Senin 31/5/2021 menjelaskan pada hari kamis tanggal 28/5/2021 ratusan warga dari ketiga suku yaitu Suku Rendu, Isa dan Gadja menghadang dan mengusir pegawai BPN yang datang bersama dengan LLS yang mengaku sebagai Ketua Suku Gadja.
Di jelaskan Bernadinus selama ini masyarakat dari suku Gadja tidak pernah tau kalau LLS adalah kepala suku tapi ko tiba-tiba dia datang bawa dengan pengawai BPN Nagekeo untuk melakukan pengukuran lahan.
” LLS itu hanya penggarap saja bukan Ketua suku atau Tuan Tanah di Malapoma dan Lahan di Malapoma pemilikjya bukan hanya dari Suku Gadja melainkan dari tiga suku yaitu Suku Rendu,Isa dan Gadja dan LLS adalah salah satu penggarap dari suku Gadja yang mendapatkan pemberian Lahan/Kapling dari Pemerintah Desa tahun 1991″ tegas Bernadinus

Hingga saat ini Warga yang terdampak dari Suku Rendu,Isa,Gadja,Ndora dan Lambo masih tetap menolak pembangunan Waduk di Lowo Se sehingga dirinya berharap pihak-pihak yang mengatakan bahwa Pembangunan Waduk Lambo sudah di terima warga untuk menghentikan semua manipulasi Informasi maupun Data.
Lebih lanjut Bernadinus menjelaskan beberapa waktu lalu BPN Nagekeo pernah melakukan pengukuran lahan secara sembunyi-sembunyi dan tiba-tiba kami mendapatkan surat yang isinya kalau Warga menolak dengan Pengukuran di berikan waktu 14 hari untuk mengajukan Keberatan dan itu kami sudah buat baik dengan bersurat maupun mendatangi langsung kantor BPN Nagekeo bertemu dengan Kepala BPN.
Hal teraneh yang kami liat Kata Bernadinus adalah BPN Nagekeo terkesan memaksakan kehendak melakukan pengukuran di Lokasi warga padahal Warga tidak pernah meminta atau mengajukan untuk di lakukan Pengukuran lahan mereka.
Terkait aksi pengusiran LLS dan Pegawai BPN Nagekeo juga di sampaikan Wilibrodus Ou Ketua AMAN Flores bagian Tengah.
Di katakan Wilibrodus saat ini arus penolakan warga untuk lokasi pembanguan Waduk di Lowo Se kian menguat karena yang dulunya terima sekarang sudah bergabung dan menolak.
Kami menduga ada rekayasa soal Informasi kepemilikan Lahan yang di sampaikan ke BPN terbukti oknum LLS dan BPN turun ke Lokasi tetapi di Usir.
Tidak benar jika hanya tersisa tiga Kepala Keluarga (KK) yang menolak dan justru terbalik karena saat ini realitasnya hanya tiga KK yang terima pembangunan Waduk di Lokasi Lowo Se tegas Wilibrodus.
Masyarakat dari dulu tidak pernah menolak Pembangunan tetapi menolak Lokasi di Lowo Se dengan menyiap dua Lokasi lain yaitu di Lowo Pebhu dan Malawaka. (Dedi)