Pemilik Lahan Pagar Pintu Masuk Menuju Lowo Se
Rendu suaranusabunga.com- Pemilik lahan dari suku Rendu, Ndora dan Lambo menutup pintu pasuk ke Lowo Se yang di rencanakan akan di jadikan Lokasi Pembangunan Waduk Lambo.
Pemagaran tersebut di lakukan karena sudah memasuki Musim tanam untuk menjaga hewan yang masuk ke Lokasi pertanian milik mereka.
Kepada media ini Wilibrodus Ou Ketua AMAN Nusa Bunga Wilayah Tengah mengatakan Pemagaran jalan masuk menuju Lowo Se tidak ada tendensius ataupun tujuan apapun tetapi sebagai Petani kami harus tutup karena kalau tidak maka tanaman bisa rusak.
Saat ini sudah musim tanam karena mulai hujan jadi kami harus tanam dan itu di lakukan sejak nenek moyang dulu.
Terkait Lowo Se yang di rencanakan akan di bangun waduk dirinya mengaku bukan urusan mereka karena sampai saat ini mereka menolak lokasi di Lowo Se dan lahan tersebut bukan lahan Pemerintah baik Kabupaten, Propinsi maupun Pusat atau Lahan Hak Guna Usaha ( HGU) dari perusahaan tertentu melainkan Lahan Ulat Adat dari ke Tiga Suku.
Sebelumnya Ketua Forum Perempuan Adat AMAN Nusa Bunga Sity Aisyah mengatakan Penolakan terhadap lokasi pembangunan waduk Lambo di Lowo Se itu harga mati.
Lanjut Siti Aisyah Lowo Se adalah tempat di lakukan ritual adat yang merupakan warisan leluhur kami dan tidak mungkin kami gadaikan untuk hal yang tidak penting.
Dari dulu kami hidup bertani dan kami tidak pernah menjual atau menggadaikan lahan warisan leluhur kepada siapapun dan jika ada pihak-pihak yang mungkin punya kepentingan dengan Waduk Lambo silakan bangun di lahan mereka sendiri dan untuk kami tidak.
“Kami tidak Tolak Pembangunan tetapi kami menolak Lokasinya sehingga kami sudah siapkan lokasi Alternatif di Lowo Pebhu dan Malawaka dan itu sudah di lakukan kajian oleh Pihak BWS NTT II setelah itu BWS menghilang dan tidak pernah di sampaikan kembali.
” Saya bingung dengan Kepala BWS NTT II tahun 2017 di hadapan Menteri PUPR dia di perintahkan untuk tidak boleh bangun kalau pemilik lahan masih Tolak tetapi hari ini dia paksakan mau bangun meskipun Pemilik Lahan tidak tau model pembangunan seperti apa ini, dia siapa di atas tanah kami tegas Siti ( Dedi)